Thursday, June 12, 2014

Makalah perawatan payudara (Breast care)

A.    Latar Belakang
perawatan payudara atau breast careTubuh manusia bisa diibaratkan seperti mesin, dimana mesin memiliki bagian-bagian kecil yang membentuk suatu sistem dan memiliki fungsi masing-masing. Untuk dapat megoperasikannya dengan baik atau mengajarkan orang lain untuk mengoperasikannya, sebaiknya kita tahu bagian-abgian mesin tersebut sehingga pada saat kita menemui hambatan kita tahu pada bagian mana dari mesin tersebut yang rusak atau yang tidak menjalankan fungsinya. Seperti halnya payudara, agar dapat menyusui dengan baik sebaiknya kita tahu bagian-bagian dari payudara dan fungsinya masing-masing.
Laktasi terjadi dibawah pengaruh berbagai kelanjar endokrin, terutama hormon-hormon hipofisis prolaktin dan oksitosin. Keadaan ini dipengaruhi oleh isapan bayi dan emosi ibu. Lakatasi mempunyai dua pengertian yaitu Pembentukan produksi air susu dan pengeluaran air susu
Buah dada merupakan sumber air susu ibu (ASI) yang akan menjadi sumber nutrisi utama bagi bayi, karena itu jauh sebelumnya harus sudah dilakukan perawatan. Bra yang dugunakan harus sesuai dengan pembesaran buah dada, yang sifatnya adalah menyokong payudara dari bawah bukan menekan dari depan.

Pada usia kehamilan 2 bulan terakhir dilakukan pemijatan, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan. Untuk mencegah puting susu kering dan mudah pecah, maka puting susu (nipple) dan areola (bagian lingkaran hitam yang mengelilingi puting) payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan menggunakan baby oil/biocream/air sabun/sejenisnya. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik puting ke arah luar (dilakukan minimal satu bulan sebelum melahirkan dan jika tidak ada indikasi).
B.    Anatomi Payudara Ibu
anatomi payudara
Dalam istilah medik, payudara disebut glandulla mammae yang berasal dari bahasa latin yaitu mammae. Payudara berkembang sejak usia 6 minggu kehamilan dan cepat emmbesar karena pengaruh kadar hormon yang tinggi, yaitu estrogen dan progesteron. Estrogen meningkatkan pertumbuhan duktus-duktus dan saluran penampung. Progesteron merangsang pertumbuhan tunas-tunas alveoli. Hormon-hormon lain seperti prolaktin, growth hormone, adenokortikosteroid dan tiroid juga diperlukan dalam kelenjar susu.
Payudara tersusun dari jaringan kelenjar, jaringan ikat dan jaringan lemak. Bila dilihat dari luar, payudara terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu :
1.      Korpus (badan), yaitu bagian yang besar
2.      Areola, yaitu bagian tengah yang berwarna kehitaman
3.      Papilla atau nipple atau puting susu, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara
Struktur payudara terdiri dari tiga bagian, yaitu kulit, sub kutan (jaringan dibawah kulit) dan corpus mammae. Corpus mammae terdiri dari parenkim dan stroma. Parenkim merupakan suatu struktur yang terdiri dari : duktus lactiferus (duktus), duktulus (duktuli), lobus dan alveolus.
Pada 15-25 duktus laktiferus. Tiap-tiap duktus bercabang menjadi 20-40 duktuli. Duktuli bercabang-cabang menajdi 10-100 alveolus yang berfungsi sebagai satu kesatuan kelenjar. Dengan demikian, sebenarnya payudara merupakan kumpulan dari sejumlah kelenjar susu tunggal.
Masing-masing duktus akan membentuk lobus, dan duktulus akan membentuk lobulus. Struktur lobulus dan duktus berpusat ke arah puting susu. Sebelum bermuara pada puting susu, mesing-masing duktus melebar membentuk ampullaatau sinus yang akan berfungsi sebagai gudang air susu ibu. Sinus, duktus dan alveolus dikelilingi oleh mioepitel (otot polos) yang dapat berkontraksi untuk memompa ASI. Alveolus juga dikelilingi pembuluh darah yang memberi zat-zat gizi pada sel-sel kelenjar air susu untuk proses pembentukan atau sintesis ASI.
Bagian stroma dari payudara tersusun dari bagian-bagain berikut : jaringan ikat, jaringan lemak, pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfa.
Puting susu dan areola adalah gudang susu yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan menyusui. Pada puting susu dan areola terdapat ujung-ujung syaraf peraba yang penting pada proses refleks saat menyusui. Puting susu mengandung otot polos yang dapat berkontraksi sewaktu ada rangsangan menyusui. Dengan akupan bibir bayi yang menyeluruh pada daerah tersebut, ASI akan keluar dengan lancar.
Pada ujung puting susu terdapar 15-25 muara lobus (duktus laktiferus), sedangkan areola mengandung sejumlah kelenjar minyak yang mengeluarkan cairan agar puting tetap lunak dan lentur.
C.    Perawatan Payudara pada Kehamilan
1.      Tujuan Breat Care pada Kehamilan
a.       Memelihara kebersihan payudara
b.      Melenturkan dan menguatkan puting susu
c.       Mengeluarkan puting susu yang masuk kedalam atau datar
d.      Mempersiapkan produksi ASI

2.      Prinsip
a.       Dikerjakan dengan sistematis dan teratur
b.      Menjaga kebersihan sehari-hari
c.       Nutrisi harus lebih baik dari sebelum hamil
d.      Memakai bra yang bersih dan menopang payudara
e.       Dilakukan setelah usia kehamilan lebih dari 6 bulan

3.      Beberapa Keadaan Yang Berkaitan Dengan Teknik Dan Saat Perawatan Payudara
a.       Pada ibu dengan puting susu yang sudah menonjol dan tanpa riwayat abortus, perawatnnya dapat dimulai pada usia kehamilan 6 bulan keatas
b.      Ibu dengan puting susu yang sudah menonjo dengan riwayat abortus, perawatannya dapat dimulai pada usia kehamilan diatas 8 bulan
c.       Pada puting susu yang mendatar atau masuk kedalam, perawatannya harus dialkukan lebih dini, yaitu usia kehamilan 3 bulan, kecuali bila ada riwayat abortus dilakukan setelah usia kehamilan setelah 6 bulan.

4.      Cara Perawatan Puting Susu Datar Atau Masuk Ke Dalam
a.       Puting susu diberi minyak
b.      Letakkan kedua ibu jari diatas dan dibawah putting
c.       Pegangkan daerah areola dengan menggerakan kedua ibu jari kearah atas dan kebawah ± 20 kali (gerakannya kerah luar)
d.      Letakkan kedua ibu jari disamping kiri dan kanan puting susu
e.       Pegang daerah areola dengan menggerakan kedua ibu jari kearah kiri dan kekanan ± 20 kali (gerakannya ke arah luar)

5.      Teknik Perawatan Payudara
a.       Pengurutan payudara
1)      Licinkan telapak tangan dengan sedikit minyak/baby oil
2)      Kedua tangan diletakkan diantara kedua payudara ke arah atas, samping, bawah, dan melintang sehingga tangan menyangga payudara
3)      Lakukan 30 kali selama 5 menit
b.      Pengurutan kedua
1)      Licinkan telapak tangan dengan minyak/baby oil
2)      Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan kanan saling dirapatkan
3)      Sisi kelingking tangan kanan memegang payudara kiri dari pangkal payudara kearah puting, demikian pula payudara kanan
4)      Lakukan 30 kali selama 5 menit
c.       Pengurutan ketiga
1)      Licinkan telapak tangan dengan minyak
2)      Telapak tangan kiri menopang payudara kiri
3)      Jari-jari tangan kanan dikepalkan, kemudian tulang kepalan tangan kanan mengurut payudara dari pangkal ke arah puting susu
4)      Lakukan 30 kali selama 5 menit

7.      Rangsang payudara dengan menggunakan air hangat dan dingin
1)      Siram/kompres payudara dengan air hangat terlebih dahulu kemudian air dingin
2)      Kompres bergantian selama 5 menit
Membersihkan puting susu dengan minyak/baby oil agar kotoran-kotoran keluar tidak bertumpuk dan tidak terhisap oleh bayi yang ingin menetek, minyak ini juga dapat melemaskan puting susu sehingga kulitnya tidak mudah lecet.
D.    Perawatan Buah Payudara pada Masa Nifas
Jika puting susu masuk kedalam dan pada perawatan kehamilan puting susu tidak berhasil keluar, maka ditolong dengan menggunakan tepel hoed. Alat ini digunakan pada puting susu yang terlalu besar atau lecet. Pada puting susu yang lecet bisa diberi zalf lanolin, gentian violet ditutup dengan kain kasa, dimana sebelum meneteki payudara harus dicuci/dibersihkan dulu.

1.      Menjaga payudara tetap bersih dan kering (terutama puting susu)
a.       Menggunakan BH yang menyokong payudara
b.    Apabila puting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui, menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang tidak lecet
c.    Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok
d.      Untuk menghilangkan rasa nyeri ibu dapat minum parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam
e.     Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan : pengompresan payudara menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit, urut payudara dari arah pangkal menuju puting susu, keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu menjadi lunak, susukan bayi setiap 2-3 jam, apabila tidak dapat menghisap ASI sisanya dikeluarkan dengan tangan
f.       Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui

2.      Cara Pengurutan Payudara
              Massage
1)      Pijat sel-sel pembuat ASI dan saluran ASI
2)      Tekan 2-4 jari ke dinding dada, buat gerakan melingkar pada satu titik di area payudara
3)   Setelah beberapa detik pindah ke area lain dari payudara, dapat mengikuti gerakan spiral mengelilingi payudara ke arah puting susu atau gerakan lurus dari pangkal payudara ke arah puting susu
 Stroke
1)      Mengurut dari pangkal payudara sampai ke puting susu dengan jari-jari atau telapak tangan
2)      Lanjutkan mengurut dari dinding dada kearah payudara diseluruh bagian payudara
3)      Ini akan membuat ibu lebih rileks dan merangsang pengaliran ASI (hormon oksitosin)

 Shake (goyang)
1)      Dengan posisi condong kedepan, goyangkan payudara dengan lembut, biarkan gaya tarik bumi meningkatkan stimulasi pengaliran

3.      Masalah Yang Sering Muncul Dalam Pemberian ASIPuting susu lecet yang disebabkan oleh kesalahan teknik menyusui, monoliasis, pemakaian sabun dan sebagainya, saat menghentikan menyusui tidak hati-hati, Payudara bengkak disebabkan ASI tidak disusukan dengan adekua,  Sumbatan pada duktus disebabkan adanya tekanan internal atau eksternal.

 Sumber :
 Bobak, dkk. 2004. Keperawatan Maternitas. Hal 460. Jakarta : EGC
Mellyna, H. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Hal 29. Jakarta : Puspa Swara
Varney, helen et all. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Verrals, S. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan. Hal 8. Jakarta : EGC



No comments :

Post a Comment